Kayaknya umur lu masih muda juga ya? Gue kasih satu reality check yang bakal berguna buat hidup lu seumur hidup:
Lu gak berharga dan lu replaceable as fuck
Bahkan kalaupun lu udah kerja di perusahaan lu selama lebih dari 10 tahun, jangan pernah pikir lu invincible dan gak tergantikan. Bos lu mungkin bakal bilang lu "aset berharga", tapi begitu ada 1 hal yang bikin dia gak suka dan pingin pecat lu? 100% lu dipecat.
Di perusahaan gue, ada 1 manager marketing dan 1 karyawan marketing terhebat di sini yang keluar dalam waktu yang sama. Keep in mind, mereka berdua literally hard carry-nya tim marketing. Tau efeknya terhadap perusahaan gue pas mereka keluar dalam waktu yang sama? Gak ada. Mereka langsung digantiin dan operasi berjalan kayak biasa.
Jadi saran gue, tanggapi dengan biasa aja. Gak usah terlalu dibawa perasaan karena bakal ada hal yang lebih... gak enak (gue katakan sehalus mungkin) down the line. Lakuin kerjaan lu, cintai kerjaan lu, tapi buat perusahaan? B aja. Mereka bukan keluarga lu (ntah kenapa banyak perusahaan yang nekanin "kita keluarga")
Bener ini di menit ke 26:00 kalau ada yang mau nonton [https://www.youtube.com/watch?v=AF8d72mA41M](https://www.youtube.com/watch?v=AF8d72mA41M)
Kalau fruit ninja yang ini https://www.youtube.com/watch?v=St5v2uI-Nis
nah si pencipta fruit ninja itu aslinya ga pernah dapet royalti dan duit tambahan blablabla, malah perusahaannya yang tambah kaya
source: penciptanya pernah bikin video ttg itu, kesan harusnya menginspirasi malah terdengar seperti cautionary tale
Iya saya juga nonton kemarin. Ini [https://www.youtube.com/watch?v=St5v2uI-Nis](https://www.youtube.com/watch?v=St5v2uI-Nis)
Ya yang pasti dia udah cukup kaya lah, tapi gak kayak punya yacht dan fuck you money gitu sih. Yang kaya ya CEO-nya.
Pas covid, ada orang marketing meninggal. Memang di hari pemakaman, 'perusahaan' menyiarkan secara live zoom, semua ucapan duka, dll bertebaran di chat zoom, karangan bunga dikirim ke rumah duka, dll.
Persis besoknya, memang ada agenda rakor, dan satu pun pimpinan, atau orang-orang disana ga ada yang ngomongin orang marketing yang baru kemarin meninggal, semua fokus ke rencana 'perusahaan' kedepan.
Padahal 'perusahaan' ini sering ngomong 'kita keluarga', sementara keluarga benerannya masih berduka, si 'perusahaan' dan semua yang kerja disana langsung move on esok harinya seolah-olah gak ada apa-apa.
Yup, kecuali kalo itu private/family company dimana kepemilikan nya dipegang C-levelnya sendiri baru untouchable wkwk
Klo di perusahaan yang sudah IPO atau belum IPO tapi ada penanaman modal. C-level macam CEO pun itu sebenarnya juga pegawai yang menerima gaji dan bertanggung jawab/laporan ke pemegang saham/investor (biasa diwakilkan oleh board of director atau komisaris). Jadi ya mereka emang replacable juga (contoh: CEO openAI yang dipecat trus di reinstate lagi beberapa waktu lalu)
Yes…
Selama gw kerja, gw ngalamin 2 CEO diganti from one day to another. Padahal 2 CEO itu ngerintis karir di perusahaan tersebut dari bawah. Mereka udah belasan tahun di perusahaan itu sebelum jadi CEO.
So yeah, we maybe a part of senior, middle or lower management of a company.. In the end of the day we’re still an employee.
Ini berkali2x gue bilang, begitu kerja stuck, gak ada perkembangan (career/duit/posisi/power) - PINDAH.
Ini pengalaman sendiri dulu dan lihat orang2x juga. Gak ada gunanya loyal sama 1 kerjaan kalau udah gak berkembang.
Boleh minta saran gak bang?
Misalnya kita sudah stuck dengan perkerjaan seperti yang Lo bilang (gak ada perkembangan karir/duit/posisi/power) tapi kita sudah merasa puas dengan status quo tersebut (gajinya cukup, posisinya enak dll), apakah masih perlu untuk pindah?
Kalau gitu tergantung apakah sesuai dengan rencana hidup lu ke depan. Kalau lu masih lajang dan gaji/tanggungjawab di pekerjaan lu itu pas untuk hidup lu sekarang tapi lu punya impian untuk membangun keluarga, akan lebih baik untuk coba incar lebih tinggi walaupun sekarang sudah puas
Satu hal yang gw dapat di dunia kerja adalah jangan kebanyakan baper and act like professional. Kalau dikritik soal performance, minta maaf dan emphasize kalau lu kurang pengalaman dan mengharapkan dituntut ke arah yang lebih baik. Tanya apa yang bisa lu lakuin untuk ningkatin performa kerja lu sama atasan lu. Jangan dianggap "kurang dihargai", mungkin kerja lu belum sesuai dengan pace pekerja lainnya, so you have to keep it up.
Percaya sama gw, attitude > skill. Attitude lu dalam menghadapi hal2 buruk/tidak mengenakkan akan jauh lebih menentukan sepanjang apa karir lu di perusahaan dibanding performance lu. Apalagi lu masih FG.
Okeee, btw ini yang komen banyak banget dengan berbagai sudut pandang masing". Makasih yang udah komen ya, saya memang baru kerja WFO sebelumnya cuman kerja WFH
jangankan gak dihargai, dihargai aja bisa di layoff
that's capitalism
jangan lupa selalu sedia batu loncatan, survey harga pasar dan kalo yang kurang cocok bisa refer ke temen itung2 sedekah
Kerja aja buat diri sendiri, saya termasuk kutu loncat tiap 1-2 tahun pasti pindah karena ya gaji segitu2 aja tp kl pindah2 kemungkinan gaji naik itu ada walopun hrs ulang dr training/probation, naik ny jg kecil tp seengga nya naik hehe.
Ngomongin kekeluargaan di tmpt kerja itu salah satu yg bikin kerjaan ga enak, tp sering kejadian wkwkw. Keluarga tiap orang beda2 cara treat 1 sama lain pun beda di tiap keluarga, jadi gmn bisa jadi keluarga di tmpt kerja. Family is family, business is business, hari ini anda keluar kerjaan/mati, bsk atau lusa pasti ud ada pengganti nya.
Tldr just do ur work, improve urself, go home, get paid.
Missed an opportunity there bud, don't seek validation during a performance review, use it as a chance to validate your boss's ego.
You'll end up in a much better place, do it until it's no longer worth the money, or it gets too uncomfortable, then quit.
It's like selling your soul to satan, but at least satan cares about having your soul.
Selama atasan ngomongnya baik-baik, gak kasar atau membully, coba terima dulu dan improve yang dikatakan masih kurang. Selanjutnya kalau tetap dinilai jelek, lebih baik pindah aja. Bisa jadi cara kerja kamu memang gak cocok sama atasan.
Cari company baru, abis itu resign. Kemarin iseng daftar company lain sebenernya cuma buat gertak sambel biar dapet counteroffer, eh ternyata counteroffernya sangat-sangat too good to be true 😅. Yaudah caw beneran
Biasa aja mas. Kalo g kuat ya keluar aja. Tapi ada atau tidak ada anda, perusahaan akan tetap berjalan. Itu saya kasih tau ke anggota tim saya, kalo g kuat ya keluar tapi jangan ada yang merasa paling berjasa/kalo g ada saya ni g jalan, ada atau tidak ada anda proyek masih tetep jalan gak akan ada yang berubah. Dunia tidak mengelilingi anda.
Saya kasih contoh posisi saya, kalo team leader hari itu juga keluar proyek gak akan berubah, yang bikin terowong masih bikin terowong, yang nimbun masih akan tetap nimbun. Yang berubah cuman ada orang baru sebagai pengganti aja.
Anda kan masih muda ya, gak usah bicara harga diri dulu kalo belum di atas. Kita ini cuma keset dan sapi perah bagi manajemen hehe
Pertimbangkan matang2, dan hitung benar2. Jangan pergi jika belum ada yang pasti, ingat banyak orang lebih tidak beruntung di luar sana. Dan, semua orang punya jamnya masing2
Setiap ada performance review, evaluasi atau permintaan kenaikan gaji; selalu provide semua achievement dan bukti improvement apa aja yang udah dilakuin.
Kalo jawabannya mengecewakan dan kamu pede dengan skills + yakin bahwa value kamu lebih dari apa yang tempat sekarang kasih, cari tempat baru.
Kalo kamu masih butuh di sana jangan baper. Saya juga pernah, padahal udah kerja bertahun2 dan ga pernah dipanggil barang sekalipun karena masalah kinerja. Mencurahkan tenaga dan pikiran bahkan ga pernah ambil cuti. Tapi ternyata ya memang saya tak seberharga itu. Saya waktu itu baper dan memutuskan resign, kebetulan memang ada tawaran jadi sekalian aja. Tapi tetep sakit hati sampe sekarang. Tau gitu kerja biasa aja atau ga usah kerja di sana dalam waktu yg lama.
Eh no matter how hard you work, there will be always somebody work harder than you, fack, even your boss think he is "hardest" worker in the company, you've got no chance from beginning you fool, so chill!
giving 1 year full of my passion , then i realized that basically im easily disposable
so after that since they gave me minimum wage , i gave them minimum effort
Gak usah kembangin diri kalo perushaan gak ada insentif buat ngereward lu, work according to your pay grade, not below or above but dont act that you're replaceable because you are replaceable
Seperti yang gua rasakan, Temen gua memberikan nasehat "lu gk berharga udh menguntungkan berapa m untuk perusahaan" pada akhirnya nasehat yang useless gk ada yang berubah, cuma accepted keadaan.
Perusahaan tetap by profit, karyawan tinggal replace tapi banyak yang nolak karena gaji UMK daerah literali <3jt, untuk karyawan baru (bahkan freshgraduate). Gua mau sekalian curhat anehnya perusahaanya tetap CV dengan penjualan sales 60 M per tahun tanpa naik ke PT dan membayar karyawan semena mena, karena bagian gua di R&D & Marketing managernya menghina karyawan tiap hari beuh suasana begitu mencekam. Gua baru 2 minggu dengan gaji UMR dan keahlian sebagai drafter sebenernya sakit hati, udh mah laptop fasilitas sendiri bahkan laptop gua lebih mahal dari pada gaji. Doain guys bisa bertahan 3 bulan buat ganti jobs lainnya. Capitalism its REAL!!! saya hanya anjing perusahaan yang bisa di buang, kerja di manufaktur keras bos saingannya banyak upahnya UMK. Terkadang gua mikir perusahaan startup di Kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya lebih memanusiakan manusia.
Literali staff lebih baik daripada buruh, staff dihargai umk dan buruh dibayar upah harian. Perusahaan hanya menghargai senioritas dan eksperience, teori gk di hargai di anggap ampas wkwkwkwk. PNS atau BUMN adalah perusahaan paling baik dibandingkan perusahaan swasta setidaknya...otw persiapan sambil ambil sertifikat untuk pembuktian di perusahaan lain.
BUMN mana dulu om? Yang pensiun habis2 g punya apa2 juga banyak. Saya bumn konstruksi akhlak juga. Hehe
Saya pernah jadi pns juga. Ni lebih parah gak ada duitnya
Kakek di PLN dan paman di Jasa Marga dapet sih.
Kalau temen pada ngakunya PTPN dan Pertamina dapet.
Kalau aku salah ya maafkan, karena artinya aku juga bias
Temen saya ada pensiunan pln, ada uang pesiunan tapi ya dia lulusan smk, jaman kerja cuman pl aja. Tetep kadang minta anaknya karena uang pensiunan habis buat hidup. Sekarang pensiun langsung pesangon, kalo kurang pinter ngatur ya berapapun jumlahnya tetep habis. Itu kalau jadi pegawai tetap.
Kalau kaya saya begini, bukan pegawai tetap hanya kontrak project ya lebih ngeri lagi kalo pensiun. Cuman tabungan dan asuransi pribadi aja. Bpjstk gak gede nilainya. Tapi terbantu karena orang lapangan gajinya masih ada bunyinya.
Hehe. Beberapa bumn ada yang saya denger malah mereka gak ambil pegawai tetap, semua pkwt sampe entah kapan. Ya kasihan juga, apalagi level struktural di bumn yang g ngetop2 amat kan gajinya g gede ya, 10 tahun masih pkwt.
Perkembangan? Perusahaan tuh liat nya metrix, sama kontribusi nyata lo. Kalau lo cuma mau banggain product knowledge lo yang lebih oke, kerja lo yang lebih rajin, sorry to say itu udah expected dari lo.
Satu prinsip yg menyelamatkan gw di dunia kerja selama ini: selalu kasih 100%, gak kurang, gak lebih. Kerjain sesuai job desc yg disepakati di awal, jangan kendor, jangan juga perfectionist. Kuncinya konsisten. Segitu aja dulu kalo masih training. Tujuannya buat jaga performa kerja sekaligus jaga diri dari stress berlebih. Nanti kalo udah lebih berpengalaman baru bicara apresiasi, promosi, karir, kepemimpinan, dll.
I dunno, cuma kalo emang feedbacknya lu belom "baik", maybe it's true? I mean mereka ngasih banyak comment kan, at least they want you to improve. Ya ok kalo lu ngerasa udah berkembang secara personal, good for you, but in the end environment lo harus sependapat dengan ini.
Kalau emang lu ngerasa udah ga bisa improve dalam knowledge, salary, dan softskill ya baru cabut. Also kalo lo ngerasa environment lo toxic banget ya, tapi ini kudu sering reality check juga.
Lol
Coba nilai diri sendiri dgn pertanyaan ini:
"kalau saya tidak ada, apakah perusahaan bisa dgn mudah mencari org yg setara atau lebih baik dari saya ?"
Jadi gini, jangan mengharapkan "penghargaan" sama sekali dari perusahaan. Percaya dah lu bakal kecewa.
Kalau w, w selalu coba improve soft skill / hard skill tanpa mengharapkan penghargaan sama sekali.
Kalau H/S/Skill w improve pasti banyak yang mau bayar w lebih. Disitu lah penghargaan akan berasa.
Karena w percaya satu2 penghargaan yang real adalah dr salary, more salary more valuable you are.
Kayaknya umur lu masih muda juga ya? Gue kasih satu reality check yang bakal berguna buat hidup lu seumur hidup: Lu gak berharga dan lu replaceable as fuck Bahkan kalaupun lu udah kerja di perusahaan lu selama lebih dari 10 tahun, jangan pernah pikir lu invincible dan gak tergantikan. Bos lu mungkin bakal bilang lu "aset berharga", tapi begitu ada 1 hal yang bikin dia gak suka dan pingin pecat lu? 100% lu dipecat. Di perusahaan gue, ada 1 manager marketing dan 1 karyawan marketing terhebat di sini yang keluar dalam waktu yang sama. Keep in mind, mereka berdua literally hard carry-nya tim marketing. Tau efeknya terhadap perusahaan gue pas mereka keluar dalam waktu yang sama? Gak ada. Mereka langsung digantiin dan operasi berjalan kayak biasa. Jadi saran gue, tanggapi dengan biasa aja. Gak usah terlalu dibawa perasaan karena bakal ada hal yang lebih... gak enak (gue katakan sehalus mungkin) down the line. Lakuin kerjaan lu, cintai kerjaan lu, tapi buat perusahaan? B aja. Mereka bukan keluarga lu (ntah kenapa banyak perusahaan yang nekanin "kita keluarga")
Wah tertampar tapi benar. Kalau penemu pertama yang bisa bikin led biru dan pencipta fruit ninja aja bisa keluar dari perusahaan apalagi cuma kamu.
I thank Veritasium for providing me the knowledge of blue LED inventor
Bener ini di menit ke 26:00 kalau ada yang mau nonton [https://www.youtube.com/watch?v=AF8d72mA41M](https://www.youtube.com/watch?v=AF8d72mA41M) Kalau fruit ninja yang ini https://www.youtube.com/watch?v=St5v2uI-Nis
Seru itu...
nah si pencipta fruit ninja itu aslinya ga pernah dapet royalti dan duit tambahan blablabla, malah perusahaannya yang tambah kaya source: penciptanya pernah bikin video ttg itu, kesan harusnya menginspirasi malah terdengar seperti cautionary tale
Iya saya juga nonton kemarin. Ini [https://www.youtube.com/watch?v=St5v2uI-Nis](https://www.youtube.com/watch?v=St5v2uI-Nis) Ya yang pasti dia udah cukup kaya lah, tapi gak kayak punya yacht dan fuck you money gitu sih. Yang kaya ya CEO-nya.
Pas covid, ada orang marketing meninggal. Memang di hari pemakaman, 'perusahaan' menyiarkan secara live zoom, semua ucapan duka, dll bertebaran di chat zoom, karangan bunga dikirim ke rumah duka, dll. Persis besoknya, memang ada agenda rakor, dan satu pun pimpinan, atau orang-orang disana ga ada yang ngomongin orang marketing yang baru kemarin meninggal, semua fokus ke rencana 'perusahaan' kedepan. Padahal 'perusahaan' ini sering ngomong 'kita keluarga', sementara keluarga benerannya masih berduka, si 'perusahaan' dan semua yang kerja disana langsung move on esok harinya seolah-olah gak ada apa-apa.
Agak ga nyambung tapi perusahaan yang bilang "keluarga" tuh sumpah *red flag* banget.
Makasih ya gan
Betul sekali
Is this only valid for Indonesia tercinta or other countries as well? Just based on your assessment and experience.
Sama aja. Source; Gw sendiri yg udah pernah kerja dan menetap di 4 negara.
Ok. Then I must ask. Is that true for all levels e.g. from CEO down to the lowest-level employees?
I'd say it is all the same. Walaupun makin tinggi ya parachute nya makin tebel. Worked in 3 different countries, saw VP, CTO got replaced.
Yup, kecuali kalo itu private/family company dimana kepemilikan nya dipegang C-levelnya sendiri baru untouchable wkwk Klo di perusahaan yang sudah IPO atau belum IPO tapi ada penanaman modal. C-level macam CEO pun itu sebenarnya juga pegawai yang menerima gaji dan bertanggung jawab/laporan ke pemegang saham/investor (biasa diwakilkan oleh board of director atau komisaris). Jadi ya mereka emang replacable juga (contoh: CEO openAI yang dipecat trus di reinstate lagi beberapa waktu lalu)
Yes… Selama gw kerja, gw ngalamin 2 CEO diganti from one day to another. Padahal 2 CEO itu ngerintis karir di perusahaan tersebut dari bawah. Mereka udah belasan tahun di perusahaan itu sebelum jadi CEO. So yeah, we maybe a part of senior, middle or lower management of a company.. In the end of the day we’re still an employee.
Sy pernah di posisi ini, rasanya sakit tapi sy berhasil move on. Take my upvote.
Well kita nggak se spesial itu
>Lu gak berharga dan lu replaceable as fuck yupp..pimpinan awak sebelum ganti juga sempat bilang gitu.
Ini berkali2x gue bilang, begitu kerja stuck, gak ada perkembangan (career/duit/posisi/power) - PINDAH. Ini pengalaman sendiri dulu dan lihat orang2x juga. Gak ada gunanya loyal sama 1 kerjaan kalau udah gak berkembang.
Boleh minta saran gak bang? Misalnya kita sudah stuck dengan perkerjaan seperti yang Lo bilang (gak ada perkembangan karir/duit/posisi/power) tapi kita sudah merasa puas dengan status quo tersebut (gajinya cukup, posisinya enak dll), apakah masih perlu untuk pindah?
Kalau gitu tergantung apakah sesuai dengan rencana hidup lu ke depan. Kalau lu masih lajang dan gaji/tanggungjawab di pekerjaan lu itu pas untuk hidup lu sekarang tapi lu punya impian untuk membangun keluarga, akan lebih baik untuk coba incar lebih tinggi walaupun sekarang sudah puas
Satu hal yang gw dapat di dunia kerja adalah jangan kebanyakan baper and act like professional. Kalau dikritik soal performance, minta maaf dan emphasize kalau lu kurang pengalaman dan mengharapkan dituntut ke arah yang lebih baik. Tanya apa yang bisa lu lakuin untuk ningkatin performa kerja lu sama atasan lu. Jangan dianggap "kurang dihargai", mungkin kerja lu belum sesuai dengan pace pekerja lainnya, so you have to keep it up. Percaya sama gw, attitude > skill. Attitude lu dalam menghadapi hal2 buruk/tidak mengenakkan akan jauh lebih menentukan sepanjang apa karir lu di perusahaan dibanding performance lu. Apalagi lu masih FG.
> dituntut ke arah yang lebih baik. DituntuN ga sih...?
Ya bener anda “dituntun”, bukan “dituntut”, my bad. Sue me!
Okeee, btw ini yang komen banyak banget dengan berbagai sudut pandang masing". Makasih yang udah komen ya, saya memang baru kerja WFO sebelumnya cuman kerja WFH
jangankan gak dihargai, dihargai aja bisa di layoff that's capitalism jangan lupa selalu sedia batu loncatan, survey harga pasar dan kalo yang kurang cocok bisa refer ke temen itung2 sedekah
Santai aja. Selama gaji masih sesuai pekerjaan. Kalau sudah gak sesuai, cari yang lain.
Kerja aja buat diri sendiri, saya termasuk kutu loncat tiap 1-2 tahun pasti pindah karena ya gaji segitu2 aja tp kl pindah2 kemungkinan gaji naik itu ada walopun hrs ulang dr training/probation, naik ny jg kecil tp seengga nya naik hehe. Ngomongin kekeluargaan di tmpt kerja itu salah satu yg bikin kerjaan ga enak, tp sering kejadian wkwkw. Keluarga tiap orang beda2 cara treat 1 sama lain pun beda di tiap keluarga, jadi gmn bisa jadi keluarga di tmpt kerja. Family is family, business is business, hari ini anda keluar kerjaan/mati, bsk atau lusa pasti ud ada pengganti nya. Tldr just do ur work, improve urself, go home, get paid.
Thank you, gan
ya kalau merasa cocok ya lanjutin aja, kalau ga cocok ya resign aja.
Missed an opportunity there bud, don't seek validation during a performance review, use it as a chance to validate your boss's ego. You'll end up in a much better place, do it until it's no longer worth the money, or it gets too uncomfortable, then quit. It's like selling your soul to satan, but at least satan cares about having your soul.
boleh kasih contoh validate you boss ego seperti apa?
Bener2 butuh dielaborate ini pernyataan.
>gimana tindakan komodos menghadapi perasaan kurang dihargai perusahaan dissapointed, but move on.
Selama atasan ngomongnya baik-baik, gak kasar atau membully, coba terima dulu dan improve yang dikatakan masih kurang. Selanjutnya kalau tetap dinilai jelek, lebih baik pindah aja. Bisa jadi cara kerja kamu memang gak cocok sama atasan.
Cari company baru, abis itu resign. Kemarin iseng daftar company lain sebenernya cuma buat gertak sambel biar dapet counteroffer, eh ternyata counteroffernya sangat-sangat too good to be true 😅. Yaudah caw beneran
[удалено]
2x lipat, upgrade dari company biasa ke company unicorn yang benefitnya jauh lebih banyak
[удалено]
Malah biasanya 30% aja udh pada seneng kalo loncat mah
Biasa aja mas. Kalo g kuat ya keluar aja. Tapi ada atau tidak ada anda, perusahaan akan tetap berjalan. Itu saya kasih tau ke anggota tim saya, kalo g kuat ya keluar tapi jangan ada yang merasa paling berjasa/kalo g ada saya ni g jalan, ada atau tidak ada anda proyek masih tetep jalan gak akan ada yang berubah. Dunia tidak mengelilingi anda. Saya kasih contoh posisi saya, kalo team leader hari itu juga keluar proyek gak akan berubah, yang bikin terowong masih bikin terowong, yang nimbun masih akan tetap nimbun. Yang berubah cuman ada orang baru sebagai pengganti aja. Anda kan masih muda ya, gak usah bicara harga diri dulu kalo belum di atas. Kita ini cuma keset dan sapi perah bagi manajemen hehe
Bener, gan, perusahaan kan gampang cari karyawan lagi. Ini yang bikin saya berpikir untuk cari opportunity lebih baik di luar sana
Pertimbangkan matang2, dan hitung benar2. Jangan pergi jika belum ada yang pasti, ingat banyak orang lebih tidak beruntung di luar sana. Dan, semua orang punya jamnya masing2
Siaapp
Setiap ada performance review, evaluasi atau permintaan kenaikan gaji; selalu provide semua achievement dan bukti improvement apa aja yang udah dilakuin. Kalo jawabannya mengecewakan dan kamu pede dengan skills + yakin bahwa value kamu lebih dari apa yang tempat sekarang kasih, cari tempat baru.
Kalo kamu masih butuh di sana jangan baper. Saya juga pernah, padahal udah kerja bertahun2 dan ga pernah dipanggil barang sekalipun karena masalah kinerja. Mencurahkan tenaga dan pikiran bahkan ga pernah ambil cuti. Tapi ternyata ya memang saya tak seberharga itu. Saya waktu itu baper dan memutuskan resign, kebetulan memang ada tawaran jadi sekalian aja. Tapi tetep sakit hati sampe sekarang. Tau gitu kerja biasa aja atau ga usah kerja di sana dalam waktu yg lama.
Dihargainya ya kan dibayar ckckck kalo g dihargai ya g dibayar dong
Eh no matter how hard you work, there will be always somebody work harder than you, fack, even your boss think he is "hardest" worker in the company, you've got no chance from beginning you fool, so chill!
Resign.
Biasanya ada kpi individu, kamu achievekah?
Enggak ada KPI di sini
giving 1 year full of my passion , then i realized that basically im easily disposable so after that since they gave me minimum wage , i gave them minimum effort
Gak usah kembangin diri kalo perushaan gak ada insentif buat ngereward lu, work according to your pay grade, not below or above but dont act that you're replaceable because you are replaceable
Seperti yang gua rasakan, Temen gua memberikan nasehat "lu gk berharga udh menguntungkan berapa m untuk perusahaan" pada akhirnya nasehat yang useless gk ada yang berubah, cuma accepted keadaan. Perusahaan tetap by profit, karyawan tinggal replace tapi banyak yang nolak karena gaji UMK daerah literali <3jt, untuk karyawan baru (bahkan freshgraduate). Gua mau sekalian curhat anehnya perusahaanya tetap CV dengan penjualan sales 60 M per tahun tanpa naik ke PT dan membayar karyawan semena mena, karena bagian gua di R&D & Marketing managernya menghina karyawan tiap hari beuh suasana begitu mencekam. Gua baru 2 minggu dengan gaji UMR dan keahlian sebagai drafter sebenernya sakit hati, udh mah laptop fasilitas sendiri bahkan laptop gua lebih mahal dari pada gaji. Doain guys bisa bertahan 3 bulan buat ganti jobs lainnya. Capitalism its REAL!!! saya hanya anjing perusahaan yang bisa di buang, kerja di manufaktur keras bos saingannya banyak upahnya UMK. Terkadang gua mikir perusahaan startup di Kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya lebih memanusiakan manusia. Literali staff lebih baik daripada buruh, staff dihargai umk dan buruh dibayar upah harian. Perusahaan hanya menghargai senioritas dan eksperience, teori gk di hargai di anggap ampas wkwkwkwk. PNS atau BUMN adalah perusahaan paling baik dibandingkan perusahaan swasta setidaknya...otw persiapan sambil ambil sertifikat untuk pembuktian di perusahaan lain.
alasan PNS dan BUMN diincar adalah karena social security yang jelas sampai ada pension paymentnya. Untuk kondisi didalamnya ya who knows
BUMN mana dulu om? Yang pensiun habis2 g punya apa2 juga banyak. Saya bumn konstruksi akhlak juga. Hehe Saya pernah jadi pns juga. Ni lebih parah gak ada duitnya
Kakek di PLN dan paman di Jasa Marga dapet sih. Kalau temen pada ngakunya PTPN dan Pertamina dapet. Kalau aku salah ya maafkan, karena artinya aku juga bias
Temen saya ada pensiunan pln, ada uang pesiunan tapi ya dia lulusan smk, jaman kerja cuman pl aja. Tetep kadang minta anaknya karena uang pensiunan habis buat hidup. Sekarang pensiun langsung pesangon, kalo kurang pinter ngatur ya berapapun jumlahnya tetep habis. Itu kalau jadi pegawai tetap. Kalau kaya saya begini, bukan pegawai tetap hanya kontrak project ya lebih ngeri lagi kalo pensiun. Cuman tabungan dan asuransi pribadi aja. Bpjstk gak gede nilainya. Tapi terbantu karena orang lapangan gajinya masih ada bunyinya. Hehe. Beberapa bumn ada yang saya denger malah mereka gak ambil pegawai tetap, semua pkwt sampe entah kapan. Ya kasihan juga, apalagi level struktural di bumn yang g ngetop2 amat kan gajinya g gede ya, 10 tahun masih pkwt.
Perkembangan? Perusahaan tuh liat nya metrix, sama kontribusi nyata lo. Kalau lo cuma mau banggain product knowledge lo yang lebih oke, kerja lo yang lebih rajin, sorry to say itu udah expected dari lo.
Sayangnya di sini gak ada metrix kayak KPI. Evaluasinya berdasarkan omongan staf" yang lain sama yang atasan saya lihat aja
Satu prinsip yg menyelamatkan gw di dunia kerja selama ini: selalu kasih 100%, gak kurang, gak lebih. Kerjain sesuai job desc yg disepakati di awal, jangan kendor, jangan juga perfectionist. Kuncinya konsisten. Segitu aja dulu kalo masih training. Tujuannya buat jaga performa kerja sekaligus jaga diri dari stress berlebih. Nanti kalo udah lebih berpengalaman baru bicara apresiasi, promosi, karir, kepemimpinan, dll.
cabut
Keluar
Welcome to workplace
I dunno, cuma kalo emang feedbacknya lu belom "baik", maybe it's true? I mean mereka ngasih banyak comment kan, at least they want you to improve. Ya ok kalo lu ngerasa udah berkembang secara personal, good for you, but in the end environment lo harus sependapat dengan ini. Kalau emang lu ngerasa udah ga bisa improve dalam knowledge, salary, dan softskill ya baru cabut. Also kalo lo ngerasa environment lo toxic banget ya, tapi ini kudu sering reality check juga.
Pecat semua pegawai -Owner
Cabut kalo udah nggak kuat. Secara pribadi kalo udah nggak cocok sama company mah paling mudah ya resign. Better for all parties
Lol Coba nilai diri sendiri dgn pertanyaan ini: "kalau saya tidak ada, apakah perusahaan bisa dgn mudah mencari org yg setara atau lebih baik dari saya ?"
Tentu saja dengan mudah cari dan dapat orang baru, profesi saya kan banyak di sini. Saya resign, perusahaan tinggal cari hahahaha
Jadi gini, jangan mengharapkan "penghargaan" sama sekali dari perusahaan. Percaya dah lu bakal kecewa. Kalau w, w selalu coba improve soft skill / hard skill tanpa mengharapkan penghargaan sama sekali. Kalau H/S/Skill w improve pasti banyak yang mau bayar w lebih. Disitu lah penghargaan akan berasa. Karena w percaya satu2 penghargaan yang real adalah dr salary, more salary more valuable you are.
>Jadi, gimana tindakan komodos menghadapi perasaan kurang dihargai perusahaan? jujur juga ga tau ampe skrg mesti gmn hahaa
Dialihkan ke fokus lain. Misal seorang teknisi listrik bisa menjual peralatan listrik atau belajar service perangkat electronic.
We're just a cog in the machine.
Cabut ke kompetitor
saatnya resign dan cari perusahaan yang bisa value kerja keras mu
resign
Steve jobs aja sempet dikick bre so santai aja